Armando Loho dan Misi Menjaga Napas Mahzani, Tradisi Lisan Minahasa yang Kian Tergerus Zaman

TOMOHON, LENSA-INDO.COM – Tradisi lisan Mahzani, salah satu bentuk puisi tutur khas masyarakat Minahasa, kini mendapatkan perhatian baru berkat dedikasi Robby Alfred Armando Loho, S.Kom, M.Kom, atau yang lebih dikenal publik sebagai Armando Loho. Bertempat di Tomohon, pada 8 Oktober 2023, upaya pelestarian Mahzani memasuki babak penting lewat program revitalisasi berbasis komunitas dan dokumentasi digital.

Mahzani merupakan seni tutur tradisional Minahasa yang berbentuk syair atau pantun berirama, biasa disampaikan secara lisan dalam berbagai kegiatan adat dan sosial. Tak sekadar hiburan, Mahzani memuat nilai etika, filosofi hidup, hingga catatan sejarah komunitas lokal, menjadikannya salah satu bentuk warisan budaya tak benda yang sarat makna.

Menurut peneliti lokal dan sumber dari Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulawesi Utara, Mahzani memiliki struktur yang berdekatan dengan bentuk puisi lama Nusantara. Namun demikian, kekhasan Mahzani terletak pada penggunaan bahasa Minahasa, serta tema-tema yang merefleksikan realitas sosial masyarakat Sulawesi Utara.

Melalui Sanggar Kamang Wangko Woloan, Armando Loho tidak hanya melakukan pengarsipan, tetapi juga merekam kembali suara para maestro Mahzani dalam bentuk video dan audiovisual. Proses dokumentasi tersebut diiringi dengan pendekatan partisipatif, melibatkan generasi muda dalam diskusi, pelatihan, dan pertunjukan, sehingga Mahzani tak hanya dikenang, melainkan dihidupi kembali.

Lewat kanal-kanal media sosial dan integrasi ke dalam kurikulum berbasis budaya di sekolah serta program komunitas lokal, Mahzani mulai kembali mendapatkan ruang ekspresi. Armando menegaskan bahwa Mahzani bukan sekadar ekspresi seni, tetapi refleksi nilai-nilai moral, sejarah, dan spiritualitas Minahasa yang wajib dilestarikan dan diwariskan.

“Jika kita kehilangan Mahzani, kita kehilangan suara masyarakat Minahasa dari generasi ke generasi. Ini bukan sekadar syair, ini napas peradaban lokal,” ungkap Armando dalam salah satu wawancara dokumenternya.

Upaya yang dilakukan Armando ini menjadi salah satu contoh bagaimana pelestarian budaya tidak hanya bergantung pada negara atau institusi formal, tetapi dapat tumbuh dari inisiatif warga yang peduli dan berpengetahuan, terlebih dengan dukungan teknologi digital yang meruntuhkan sekat jarak dan waktu.

Mahzani hari ini bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga sedang menata jalannya menuju masa depan—berkat komitmen satu generasi yang memilih untuk tidak diam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *