IDLIB, LENSA-INDO.COM – Ketegangan di Suriah kembali memuncak sejak akhir November 2024. Konflik yang melibatkan kelompok oposisi Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) dan pasukan yang didukung Rusia serta pemerintah Suriah terus berkembang pesat, menyebabkan kerusakan yang meluas di kawasan Idlib dan Aleppo. Serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan Suriah, dibantu oleh pasukan Rusia, telah menargetkan wilayah sipil, menghancurkan fasilitas kesehatan, sekolah, dan kamp pengungsi.
Sejak HTS melancarkan ofensif besar pada 27 November, sejumlah wilayah strategis seperti Aleppo dan pedesaan di sekitarnya telah jatuh ke tangan kelompok oposisi. Serangan ini tidak hanya menambah korban jiwa, tetapi juga menyebabkan lebih dari 48.000 orang mengungsi. Pengungsian massal ini memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung lama di Suriah.
Menurut laporan dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), lebih dari 60 orang tewas dalam serangan udara pada awal Desember, termasuk 26 anak-anak dan 11 wanita. Fasilitas vital seperti rumah sakit dan stasiun air juga terkena dampak dari serangan yang semakin intensif.
Badan-badan kemanusiaan internasional seperti Human Rights Watch dan White Helmets (Suriah Civil Defence) terus mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik ini untuk menghormati hukum internasional, menghindari serangan terhadap wilayah sipil, dan memastikan akses bantuan kemanusiaan tetap terbuka.
Kondisi ini mengancam memperburuk penderitaan warga sipil yang sudah lama terjebak dalam perang saudara Suriah yang telah berlangsung lebih dari satu dekade. Banyak pihak yang khawatir bahwa jika ketegangan ini berlanjut, dampaknya akan semakin memperburuk situasi kemanusiaan di negara tersebut.
Sumber:
- Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), 5 Desember 2024
- Human Rights Watch, 6 Desember 2024
- White Helmets (Suriah Civil Defence), 7 Desember 2024